Benarkah Vape Bisa Menimbulkan Jerawat di Wajah?

Vape Bisa Menimbulkan Jerawat di Wajah? Vaping atau penggunaan rokok elektronik semakin populer di kalangan masyarakat, terutama di kalangan anak muda.

Namun, selain berbagai risiko kesehatan yang sudah banyak dibahas, apakah kamu tahu bahwa vape juga bisa memicu munculnya jerawat di wajah?

Mari kita bahas lebih lanjut mengenai bagaimana vaping dapat memengaruhi kondisi kulit kita.

Menurut dr. Matahari Arsy, SpDVE dan Founder GLOEI, vape bisa memicu jerawat karena peradangan yang ditimbulkannya.

“Jerawat sering kali dipicu oleh peradangan, dan vape dapat menyebabkan peradangan tersebut,” jelas dr. Matahari saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (04/06/2024).

Meski demikian, ia menambahkan bahwa banyak faktor lain yang juga bisa mempengaruhi munculnya jerawat selain peradangan.

Senada dengan dr. Matahari, Dr. Arini Astasari Widodo, SM, SpDVE, juga menyatakan bahwa vaping dapat berkontribusi pada jerawat wajah meskipun tidak secara langsung menjadi penyebabnya.

“Vaping menyebabkan dehidrasi yang dapat memengaruhi produksi sebum. Ketika kulit kering, tubuh akan memproduksi lebih banyak minyak yang cenderung menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat,” ungkap Dr. Arini.

Tidak hanya itu, kebiasaan yang sering kali menyertai vaping, seperti menyentuh wajah, juga dapat memperburuk kondisi kulit.

“Menyentuh wajah bisa mentransfer minyak dan bakteri dari tangan ke kulit wajah, yang kemudian menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat,” tambahnya.

Selain faktor-faktor tersebut, bahan kimia yang terkandung dalam uap rokok elektronik juga memainkan peran penting.

Uap dari rokok elektronik mengandung berbagai bahan kimia seperti propilen glikol dan gliserin, yang dapat menyebabkan iritasi kulit.

“Iritasi ini dapat mengganggu penghalang alami kulit, membuat kulit lebih rentan terhadap jerawat,” jelas Dr. Arini.

Lebih jauh lagi, bahan kimia dalam uap vape dapat merangsang pelepasan sitokin proinflamasi seperti IL-6, IL-8, dan IL-10 pada keratinosit manusia.

Peningkatan peradangan ini dapat memperburuk kondisi kulit yang sudah rentan terhadap jerawat.

Apa Itu Vape dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Vape adalah perangkat elektronik yang memanaskan cairan (biasanya disebut e-liquid atau vape juice) untuk menghasilkan uap yang dihirup oleh pengguna. E-liquid ini biasanya mengandung nikotin, propilen glikol, gliserin, dan berbagai perasa. Beberapa e-liquid juga mengandung bahan kimia tambahan yang memberikan sensasi tertentu atau aroma tertentu. Penggunaan vape sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman daripada merokok tembakau karena tidak menghasilkan asap tar yang berbahaya.

Baca juga: Gen Z Mencari Komitmen yang Diharapkan Saat Kencan

Jerawat: Penyebab dan Faktor Risiko

Jerawat adalah kondisi kulit yang terjadi ketika folikel rambut tersumbat oleh minyak (sebum) dan sel-sel kulit mati. Hal ini sering kali di sebabkan oleh produksi minyak yang berlebihan, pertumbuhan bakteri pada kulit, peradangan, dan perubahan hormonal. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi timbulnya jerawat termasuk genetika, pola makan, stres, dan penggunaan produk perawatan kulit yang tidak sesuai.

Hubungan Antara Vape dan Jerawat

Meskipun penelitian khusus tentang hubungan antara vape dan jerawat masih terbatas, beberapa faktor dari penggunaan vape dapat mempengaruhi kesehatan kulit dan potensi timbulnya jerawat. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu di pertimbangkan:

  1. Nikotin: Nikotin adalah salah satu komponen utama dalam e-liquid yang dapat mempengaruhi kesehatan kulit. Nikotin di ketahui dapat menyempitkan pembuluh darah, yang dapat mengurangi aliran darah dan nutrisi ke kulit. Hal ini dapat mengganggu proses penyembuhan kulit dan memperburuk kondisi kulit yang sudah rentan terhadap jerawat.
  2. Bahan Kimia Lain dalam E-Liquid: Selain nikotin, e-liquid juga mengandung propilen glikol dan gliserin. Kedua bahan ini dapat menyebabkan iritasi pada kulit, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif. Iritasi ini bisa memicu peradangan dan meningkatkan risiko timbulnya jerawat.
  3. Kebiasaan Menyentuh Wajah: Penggunaan vape sering kali melibatkan kebiasaan menyentuh wajah, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Menyentuh wajah dengan tangan yang kotor dapat memindahkan bakteri dan kotoran ke kulit, yang bisa menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat.
  4. Stres dan Gaya Hidup: Penggunaan vape mungkin juga terkait dengan gaya hidup dan tingkat stres yang lebih tinggi, yang keduanya dapat mempengaruhi kesehatan kulit. Stres dapat memicu produksi hormon yang meningkatkan produksi minyak pada kulit, sehingga meningkatkan risiko timbulnya jerawat.

Penelitian dan Temuan Terkini

Sampai saat ini, penelitian langsung yang menghubungkan penggunaan vape dengan timbulnya jerawat masih terbatas. Sebagian besar bukti yang ada bersifat anekdotal atau di dasarkan pada laporan pengguna. Namun, beberapa studi telah menunjukkan bahwa nikotin dan bahan kimia lain dalam e-liquid dapat mempengaruhi kesehatan kulit secara negatif.

Sebagai contoh, sebuah studi yang di terbitkan dalam jurnal “Dermatology” menemukan bahwa nikotin dapat memperlambat proses penyembuhan luka dan meningkatkan risiko peradangan pada kulit. Selain itu, studi lain yang di lakukan oleh “American Journal of Dermatology” menunjukkan bahwa paparan propilen glikol dan gliserin dapat menyebabkan iritasi kulit pada beberapa individu, yang bisa memicu timbulnya jerawat.